Sabtu, 20 April 2013

MAULID *iseng*


Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW


Perayaan Maulid Nabi diperkirakan pertama kali diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Adapula yang berpendapat bahwa idenya justru berasal dari Sultan Salahuddin sendiri. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem dan sekitarnya.
Pertama kali yang mengada-adakan hari-hari raya dan perayaan-perayaan secara umumnya Maulid-maulid secara khususnya adalah Ubaidiyyun, sebagaimana disebutkan oleh Al Maqrizi dalam kitabnya “ Al-Mawa’idz Wal I’tibar Bidzikril Khuthath Wal Aatsar “ secara nasnya:
(dahulu para khalifah Bani Fathimiyyun sepanjang tahunnya memiliki hari-hari raya dan musim-musim yaitu: musim permulaan tahun, hari Asyura, dan Maulid Nabi shallallahu alaihi wasallam, dan mauled Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu, dan mauled Hasan dan Husin radhiallahu anhuma, dan mauled Fathimah Az-Zahra radhiallahu anha, dan maulid khalifah Al hadhir, malam pertama Rajab, malam pertengahan Rajab, malam pertama Sya’ban, malam pertengahan Sya’ban, musim malam Ramadhan, awal Ramadhan, Pertengahan Ramadhan, akhir Ramadhan …)
Dan Al-Maqrizi menyebutkan sebagian yang dilakukan pada perayaan-perayaan dan hari-hari raya khususnya enam maulid. Syaikh Muhammad Bakhit Al-Muthi’ie Mantan Mufti Mesir menyebutkan dalam kitabnya: (Ahsanul Kalam Fiima Yata’allaqu bissunnah wal bid’ah minal Ahkam ): bahwa pertama kali yang mengada-adakan enam perayaan maulid tersebut yakni: Maulid Nabi shallallahu alaihi wasallam, maulid Ali, Fathimah, Hasan, Husain radhiallahu anhum, dan maulid Khalifah Al-Hadzir yaitu Al-Mu’izzu Lidinillah dan itu pada tahun 362 H. dan bahwa perayaan-perayaan ini berlangsung hingga dibatalkan oleh Al-Afdzal bin Amirul Jaisy setelah itu.

Masyarakat muslim di Indonesia umumnya menyambut Maulid Nabi dengan mengadakan perayaan-perayaan keagamaan seperti pembacaan shalawat nabi, pembacaan syair Barzanji dan pengajian. Menurut penanggalan Jawa bulan Rabiul Awal disebut bulan Mulud, dan acara Muludanjuga dirayakan dengan perayaan dan permainan gamelan Sekaten.

Orang yang memperhatikan sejarah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, serta sejarah para sahabat dan para tabi’in serta atba’ tabi’in bahkan hingga generasi sesudah tahun 350 H, tidak akan mendapatkan seorang pun dari umat Islam yang mengadakan mauludan atau Perayaan Maulid Nabi, atau memerintahkannya, atau bahkan membicarakannya. Imam Al Hafizh As Sakhawi Asy Syafi’i dalam kitab Fatawa-nya berkata, “Perayaan Maulid tidak dinukil dari seorangpun dari salafush-shalih di tiga zaman yang utama. Akan tetapi hal itu terjadi setelah itu.”
Para khalifah dari Dinasti Fathimiyyah di sepanjang tahun memiliki hari-hari raya dan hari-hari besar, yaitu:
·         Hari Raya Tahun Baru
·         Hari Raya Asyura`
·         Hari Raya Maulid Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
·         Hari Raya Maulid Ali ibn Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu
·         Maulid Hasan dan Husain ‘Alaihis Salam
·         Maulid Fathimah Alaihis Salam
·         Maulid Khalih Al Hadir (yang sedang berkuasa)
·         Malam Awal Rajab
·         Malam Nishfu Sya’ban
·         Malam Ramadhan
·         Ghurrah (awal) Ramadhan
·         Simath (tengah) Ramadhan
·         Malam Khataman
·         Hari Raya Idul Fitri
·         Hari Raya Kurban
·         Hari Raya Ghadir (Khum)
·         Kiswah Asy Syita` (pakaian musim hujan)
·         Kiswah Ash Shaif (pakaian musim panas)
·         Hari Besar Pembukaan Teluk
·         Hari Raya Nairuz (tahun Baru Persia)
·         Hari Raya Al Ghuthas
·         Hari Raya Kelahiran
·         Hari Raya Khamis Al Adas (Khamis Al Ahd, 3 hari sebelum Paskah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar